PALANGKA RAYA – Pria bernama Panggah Sarono alias Toto hilang secara misterius. Pria berusia 48 tahun itu menghilang saat sedang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Rungan.
Toto diduga tenggelam di sungai, saat kejadian ia bersama tiga orang temannya, Abran (45), Rahman (45) dan Sidik (45) mengangkut bahan bangunan berupa kayu balok, besi serta tandon air.
Peristiwa tersebut terjadi Rabu (28/7) sekitar pukul 19.30 WIB. Hingga Kamis (29/7) kemarin sore, pencarian Toto terus dilakukan oleh Polsek Rakumpit bersama Tim Basarnas dan BNPB Kota Palangka Raya, yang turut dibantu pula oleh masyarakat.
Lokasi pencarian dari titik korban dilaporkan menghilang hingga di kawasan di Kelurahan Panjehang dan Pager, Kecamatan Rakumpit.
Kapolsek Rakumpit Iptu Waryoto membenarkan hilangnya secara misterius Toto dan dilaporkan oleh tiga orang rekan kerjanya. ”Iya, benar ada laporan itu. Ini masih dilakukan pencarian, mulai dari jalur darat hingga air di kawasan DAS Rungan dan sekitarnya,” ujarnya, Kamis (29/7).
Kata Pama Polri ini, pencarian dilakukan dengan semaksimal mungkin menggunakan speedboat guna menyusuri DAS Rungan, yang juga dilakukan SAR darat pada kawasan rawa maupun hutan di lokasi hilangnya korban.
“Ini terus dilakukan dan semoga ditemukan dalam keadaan selamat,” harapnya.
Tambah Wartoyo, dari keterangan para saksi yang turut melakukan perjalanan di sungai bersama korban, pada mulanya korban bersama tiga orang lainnya menumpangi kelotok besar yang dimotoris Abran, mereka melakukan perjalanan lewat sungai menuju SMKN-6 di Kelurahan Panjehang.
Sebanyak lima orang tadi, termasuk Abran sebagai motoris berada di kelotok tersebut, membawa bahan bangunan untuk diantarkan ke lokasi yang mereka tuju, dimulai pada pukul 12.30 dari Pelabuhan Kelurahan Pager.
Kemudian, perjalanan dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali, karena mereka mengangkut bahan-bahan bangunan berupa besi, balok, serta tandon air. Perjalanan pertama pada pukul 12.30 WIB, kedua pukul 15.00 WIB dan ketiga sekitar pukul 17.30 WIB.
Lalu, saat perjalanan ketiga itulah sempat terjadi masalah teknis pada kelotok yang mereka naiki dan berhasil diperbaiki. Selanjutnya melanjutkan perjalanan hingga pukul 19.30 WIB sesampainya di Kelurahan Panjehang untuk melakukan bongkar muatan. Ternyata korban tidak ada.
”Nah saat melakukan bongkar muatan tersebutlah, keempat orang itu menyadari bahwa korban sudah tidak ada dan tak satupun yang melihat keberadaannya, memasuki malam hari dan keadaan sudah gelap. Mereka sudah berusaha mencari dan hasilnya nihil, lalu melaporkannya kepada Polsek Rakumpit,” pungkas Waryoto. (daq/fm)