PALANGKA RAYA – Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin memimpin apel dan simulasi, pada peringatan Hari Kesiapsiagaan dan peringatan Hari Otonomi Daerah XXVII di halaman Polsubsektor Jekan Raya Jalan Mahir Mahar kilometer 10 Kota Palangka Raya, Rabu (26/4).
Dalam momen itu, Dipastikannya Pemerintah Kota (Pemkot) Palangkaraya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, selalu siap menghadapi ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Salah satunya dengan mempersiapkan 150 personel BPBD Palangka Raya sebagai antisipasi.
“Di Palangka Raya sudah terbentuk yang namanya kelurahan tangguh, maka dari itu apabila terjadi karhutla mereka tentunya juga siap mengantisipasinya, agar tidak terjadi karhutla di wilayahnya masing-masing,” ujar Fairid.
Diterangkannya, dari lima kecamatan dan 30 kelurahan yang berada di Kota Palangka Raya dengan kondisi panas yang bisa sampai 35 derajat celcius, maka dapat memicu terjadinya karhutla.
Apalagi adanya peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Palangka Raya yang menyatakan, sejak 24-27 April 2023 cuaca di daerah setempat mengalami panas di angka 35 derajat celcius.
“Maka dari itu dengan adanya hal tersebut kami meminta kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar rumah secara langsung tanpa ada alat pelindung, karena cuacanya sangat panas pada tanggal 24-27 April 2023 tersebut,” imbuh Fairid.
Ia menegaskan, selain mempersiapkan personel BPBD Kotaa Palangka Raya pihaknya juga meminta kepada masyarakat di daerah setempat untuk bekerja sama dalam mengantisipasi terjadinya karhutla.
Salah satunya, ketika ada terjadi karhutla segera melaporkan ke BPBD setempat, agar persoalan tersebut segera dilakukan penindakan, sehingga api yang membakar hutan atau lahan tidak menjalar ke lahan lainnya.
“Peran masyarakat tentunya sangat dibutuhkan oleh personel yang selalu siap untuk menanggulangi persoalan karhutla tersebut,”imbuh Fairid.
Ia menambahkan, kesiapan masyarakat menghadapi bencana, menentukan besar kecilnya dampak bencana yang akan diterima. Oleh karena itu masyarakat harus memiliki kemampuan untuk bertahan dan membangun kembali kehidupannya setelah terkena bencana,”pungkas Fairid. (daq/gus)