PALANGKA RAYA – Ratusan personel Polresta Palangka Raya menggelar simulasi pengendalian massa di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)setempat, kemarin (13/3). Hal ini sebagai Latihan dalam penanganan protes dalam tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Dalam simulasi itu, aparat digambarkan menghadapi massa salah satu pendukung politik yang menolak hasil pemilu. Massa melakukan penyerangan kepada aparat kepolisian. Namun personel berhasil melakukan penanganan secara baik dan optimal. Meskipun gas air mata ditembakan dan pasukan anti huru hara harus diturunkan.
Kabag Ops Polresta Palangka Raya Kompol Ganda B Napitupulu di Palangka Raya mengatakan, simulasi unjuk rasa dilakukan di kantor KPU agar para personil yang terlibat dalam kegiatan tersebut benar-benar piawai dan mengetahui medan.
“Kami siap dalam pengamanan. Langkah itu agar anggota yang sudah ditugaskan dalam mengamankan sejumlah tempat penyelenggara pemilu, seperti KPU sudah mengetahui medan dan apa saja yang harus dilakukan di lokasi tersebut. Terutama untuk mengendalikan massa yang melakukan aksi unjuk rasa,”ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah memetakan mana saja daerah rawan terjadi gangguan kamtibmas apabila pemilu nantinya. Sehingga ketika personel polri yang ditugaskan untuk melakukan pengamanan langsung bergerak dan sudah mengetahui apa saja tugasnya.
Ganda menekankan, dalam mengendalikan massa yang nantinya melakukan aksi unjuk rasa tentunya mereka ada beberapa strategi dan tindakan. Pertama ada lampu hijau, kuning dan merah.
“Apabila lampu hijau itu masa masih bisa dikendalikan, lampu kuning massa mulai mendorong dan petugas menyemprotkan air menggunakan mobil ‘Armoured Water Cannon’ (AWC) terakhir lampu merah apabila massa anarkis dan dapat membahayakan nyawa petugas serta masyarakat, maka kepolisian memberikan tindakan tegas dan terukur kepada massa yang berbuat anarkis,” pungkasnya. (daq/gus)