PALANGKA RAYA – Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menetapkan Kota Palangka Raya Status Siaga Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), melalui surat keputusan tertanggal 8 Mei 2023.
Wali Kota menegaskan, langkah ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah kota guna mengantisipasi karhutla, seiring meningkatnya suhu panas ekstrem di wilayah Kota Palangka Raya, sehingga pihaknya menetapkan Siaga Bencana Karhutla.
“Keputusan wali kota ini mulai berlaku sejak 8 Mei 2023 sampai 5 Agustus 2023 atau berlaku 90 hari. Apabila keadaan mendesak sewaktu -waktu status ini bisa ditingkatkan menjadi status tanggap darurat. Pemerintah Kota Palangka Raya tidak ingin kejadian karhutla seperti di tahun 2015 dan tahun 2019 terulang lagi,” tegas Fairid Naparin, Rabu (10/5).
Dijelaskannya, guna pengendalian dan pencegahan dini ancaman karhutla di Kota Palangka Raya, setidaknya disiagakan sebanyak 300 personel gabungan, yang kini terus melakukan patroli dan pengawasan.
“Perlu diketahui, sejauh ini tercatat sudah ada dua kejadian karhutla di Kota Palangka Raya, dan telah dilakukan pemadaman oleh tim gabungan seperti TSAK, Manggala Agni, Dinas Kehutanan, BPBD dan pihak terkait lainnya,” beber Fairid.
Ia menekankan, sejumlah titik rawan karhutla di wilayah Kota Palangka Raya, terus menjadi perhatian pihaknya. Diantaranya di wilayah Kecamatan Sebangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Kecamatan Pahandut.
“Hal itu melatarbelakangi ditetapkannya status siaga bencana karhutla tersebut, di antara dengan mempertimbangkan cuaca wilayah Kota Palangka Raya saat ini mengalami suhu tertinggi yaitu 35,6 derajat celsius,” beber Fairid.
Ia menambahkan, berbagai langkah terus dilakukan pemkot. Termasuk mendorong program pengendalian Karhutla yang merupakan program prioritas nasional. Hal ini dikarenakan saat terjadi Karhutla, banyak kerugian yang akan ditimbulkan.
“Karhutla tidak hanya berdampak pada kesehatan, ekonomi, dan kerusakan lingkungan, tetapi juga dapat mengganggu negara tetangga kita. Dan tentunya citra negatif yang timbul untuk negara dan kota kita akibat dampak asap lintas batas,” imbuh Fairid.
Selain itu dirinya menambahkan, kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu upaya penyadartahuan dalam menjaga lingkungan untuk menghindari terjadinya karhutla bagi masyarakat.
“Langkah ini merupakan salah satu upaya Pemkot Palangka Raya dalam mengantisipasi terjadinya Karhutla sejak dini serta meminimalisir dampak kerusakan lingkungan akibat karhutla,” tandas Fairid. (daq/gus)