NANGA BULIK – Proyek galian drainase di Jalan Tjilik Riwut Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, dipertanyakan warga. Pasalnya, sudah sekitar sebulan digali, proyek itu seperti mangkrak ditinggalkan begitu saja tanpa diselesaikan. Proyek yang berada di pusat Kota Nanga Bulik tersebut dinilai mengganggu dan membahayakan masyarakat.
”Tolong pengawas dari Dinas PU bisa memperingatkan rekanan yang mengerjakan, karena sudah banyak korban akibat proyek ini,” ujar Agustinus Assan, anggota DPRD Lamandau.
Politikus Partai Demokrat ini menuturkan, karena rumahnya juga berada di area yang dilintasi proyek tersebut, banyak warga yang mengadu pekerjaan tersebut tidak selesai, padahal sudah hampir tutup tahun.
Sejumlah tetangganya jadi korban masuk parit, terutama malam hari, karena lubang parit dibiarkan menganga tanpa pengaman. Selain itu, bekas galian tanah yang dibiarkan di tepi jalan juga membuat jalan licin dan kendaraan yang melintas rawan kecelakaan.
”Apakah selesai pekerjaan tinggal sepuluh hari lagi? Rekanan yang tidak bisa bekerja profesional harus di-blacklist dan diberi pelajaran, karena daerah yang akan rugi. Anggaran tidak terserap maksimal, pekerjaan mangkrak ,tidak sesuai target yang diharapkan, malah merugikan masyarakat,” kecamnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas PUPR Lamandau melalui Kabid Cipta Karya Rahmani Ridarsil mengatakan, proyek penggalian drainase tersebut merupakan salah satu program normalisasi drainase untuk mengantisipasi banjir di lokasi tersebut. Pengerjaannya dari lampu lalu lintas simpang Jalan Tjilik Riwut sampai taman depan Puskesmas Bulik.
”Ini adalah program pengelolaan dan pengembangan sistem drainase. Kegiatannya pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung langsung dengan sungai dalam daerah kabupaten/kota,” katanya.
Terkait keluhan masyarakat, pihaknya mengaku telah memanggil rekanan. Mereka berjanji akan langsung mengerjakan sisa pekerjaan.
”Sudah kami panggil pemborongnya. Katanya mulai dikerjakan lagi. Pekerjaannya sampai ke penutup saluran, tapi seperti dilihat di lapangan, saluran pracetaknya juga belum dipasang,” katanya.
Rekanan mengaku terkendala kesulitan material dan alat. Diperkirakan realisasi pekerjaan baru sekitar 30 persen. ”Semoga pemborong bisa cepat menyelesaikan pekerjaan, karena batas waktu pengerjaan hanya sampai tanggal 24 desember. Posisi sekarang sudah terlambat 22 persen dari rencana pengerjaan,” tandasnya. (mex/ign)